Mengurangi Beban Pemerintah dengan Mulai Bisnis
Mengurangi Beban Pemerintah dengan Mulai Bisnis. Hari gini, di saat dunia sedang dilanda krisis ekonomi dan semua harga barang melambung setinggi-tingginya, siapa yang tak tergiur untuk menjadi pengusaha yang sukses?
Tergiur mendapatkan kesuksesan materi yang berlimpah dapat menjadi salah satu alasan kuat menjamurnya berbagai macam bidang usaha dari tangan pengusaha baru.
Akan tetapi, benarkah menjadi pengusaha yang sukses semudah membalikkan telapak tangan? Lalu apa saja yang harus dipersiapkan agar usaha terus berkembang?
Nah, ragam pertanyaan seperti ini akan dijawab oleh Aidil Akbar Madjid, MBA, RFC, yang dikenal sebagai perencana keuangan handal dari International Association of Registered Financial Consultant (IRAFC) Indonesia seperti dikutip Nova. Simak sejumlah tips berikut, untuk menjadi pengusaha pemula yang sukses!
• Siapkan Mental
Hal pertama yang harus disiapkan seseorang yang ingin menjadi pengusaha adalah mentalnya, baik itu ketika usahanya sukses atau malah mengalami kegagalan. Lalu, mengapa harus menyiapkan mental jika sukses? "Kunci kegagalan itu biasanya dari keberhasilan dulu, karena seseorang tidak bersiap-siap ketika usahanya berhasil," kata Aidil. Bisa jadi juga karena culture shock atau terbuai kesuksesan.
Lain lagi dengan kegagalan. Menurut Aidil, orang tak bisa sekaligus menjadi sukses, dan ia menyarankan agar para pengusaha pemula tidak berharap terlalu besar untuk mendulang sukses di awal kariernya.
"Banyak pengusaha yang gagal di tengah jalan. Tapi, yang membedakan antara pegawai dengan pengusaha adalah ketika pengusaha mengalami kegagalan, dia bangkit dan mencoba lagi dan lagi," urainya panjang lebar. Ingat, kegagalan adalah proses belajar yang paling berharga.
Mental kuat seperti ini dapat ditiru dari kebiasaan etnis Tionghoa, yang sejak kecil sudah dibiasakan berdagang dan berpikir ke depan. "Orang Tionghoa sangat kuat mental dalam berdagang, dan mental (menghadapi) kegagalan," kata Aidil.
• Bijak Mengelola Modal
Modal merupakan aspek penting untuk mendirikan usaha, sekaligus membangunnya agar bisa terus berdiri dan berkembang. Oleh karenanya, jangan sampai salah mengelola modal. "Jika mempunyai modal, jangan seluruhnya digunakan untuk satu usaha saja," saran Aidil.
Modal juga harus disisakan, sebagai dana cadangan dan dana hidup. Sehingga, jika sewaktu-waktu usahanya gagal, masih ada dana cadangan yang bisa menyelamatkan dari keterpurukan.
Sementara dana hidup, berguna untuk menutupi kebutuhan hidup keluarga hingga usaha yang digeluti menghasilkan keuntungan. Jangan sampai terjadi, barang dagangan akhirnya "dimakan" sendiri untuk menutupi kebutuhan hidup, dan akhirnya mengalami kerugian.
• Pilih Bidang Usaha Yang Dikuasai
Biasanya, orang akan betah bergelut dengan sesuatu yang ia kuasai atau sukai. Oleh karena itu, Aidil menyarankan agar bidang usaha yang dipilih adalah bidang yang memang dekat dengan kesehariannya.
"Bisa dari hobi, atau pekerjaan sebelumnya yang dia kuasai," kata Aidil. Maka, tidak ada salahnya jika hobi yang digeluti lalu dikembangkan dengan serius, kemudian menjadi bisnis.
Kendati demikian, pria kelahiran 1972 ini tak melarang jika Anda memang ingin mencoba jenis usaha yang benar-benar baru. "Kebanyakan pebisnis keturunan Tionghoa yang sukses, awalnya tidak mengerti. Tapi dia belajar terus menerus," ucapnya lagi.
Belajar di sini berarti mencari tahu bidang yang akan digeluti dari akarnya. Misalnya, pengusaha mi mencari tahu bagaimana cara membuatnya, dan seterusnya. Dengan demikian, seluk beluk bidang usaha yang akan ditekuni pun tidak sekadar tahu pada permukaannya saja, tapi mengerti hingga ke akar-akarnya.
Menurut Aidil, tidak ada batas pembeda antara bidang usaha untuk pria dan wanita. Keduanya bisa sama-sama sukses di bidang usaha manapun. Yang menentukan sebuah usaha sukses atau tidak adalah ketekunan dan keuletan. "Terkadang, sesuatu yang berlawanan dengan kebiasaan justru bisa menjadi keunggulan, lho!"
• Tentukan Target Pasar
Jika tujuan mendirikan usaha adalah untuk mendapatkan keuntungan, jangan lupa, pilihlah bidang usaha yang memang mempunyai target pasar. "Jangan berdagang sesuatu yang disukai, tapi tidak laku di pasar!" ucap Aidil.
Target pasar ada di mana saja, mulai dari teman sebaya hingga kalangan yang berbeda jauh usianya.
Semuanya tergantung pada kejelian melihat kesempatan dan barang yang akan dijual. Aidil mencontohkan, usaha voucher pulsa telepon seluler, "Apabila kita berjualan pada bisnis yang cepat laku seperti ini, maka kita "bermain" dengan volume-nya." Praktis, orang-orang akan menyambar cepat barang dagangan yang dijual.
Sumber :
- http://asyiknyaberwirausaha.blogspot.com
0 Response to "Mengurangi Beban Pemerintah dengan Mulai Bisnis"
Posting Komentar